- Kami membuka pre-order kaos ini sebagai wujud protes atas ketidakadilan yang terus berlangsung, khususnya dalam konflik Israel-Palestina. Kami merasa prihatin melihat masih banyak orang yang tidak memahami konteks sejarah maupun dinamika politik yang terjadi, terutama di kalangan anak muda dan komunitas sepak bola.
Kritik terhadap Simbol ST. PAULI
Banyak individu, termasuk mereka yang mengaku antifasis atau anarkis, masih menggunakan simbol ST. PAULI, terutama tengkoraknya, sebagai logo komunitas, desain kaos, atau atribut lainnya. Yang menjadi ironi adalah sebagian besar dari mereka tidak menyadari keberpihakan ST. PAULI terhadap narasi pro-Israel dalam konflik ini.
Misalnya, ada seorang aktivis yang mengenakan kaos bergambar tengkorak ST. PAULI, dan kami telah menjelaskan bahwa simbol tersebut kini mewakili posisi politik yang mendukung Zionisme. Namun, ia tetap memakainya tanpa mempertimbangkan pesan yang dibawanya. Fenomena ini mencerminkan kecenderungan sebagian kalangan untuk mengadopsi simbol-simbol tertentu tanpa memahami esensinya, hanya demi citra keren atau status di komunitas mereka.
GEGEN ST. PAULI
Melalui media sosial resminya, ST. PAULI secara terbuka mengecam serangan Hamas terhadap Israel. Narasi yang mereka sampaikan menitikberatkan pada perlindungan warga sipil Israel, meskipun laporan independen menunjukkan bahwa serangan tersebut ditujukan pada instalasi militer IDF, bukan masyarakat sipil.
Kelompok ultras ST. PAULI bahkan membentangkan spanduk berbunyi:
“DARI GAZA KE GLASGOW – ANTISEMITISME LAWAN, BEBASKAN PALESTINA DARI HAMAS.”
Pernyataan dan aksi ini menuai kritik keras dari Ultras Celtic, yang selama ini dikenal sebagai sekutu ST. PAULI. Sebagai tanggapan, Ultras Celtic membentangkan spanduk dengan tulisan:
Ironisnya, dukungan terhadap Palestina justru datang dari Ultras Lazio, grup yang dikenal sebagai sayap kanan garis keras di Italia. Mereka menunjukkan solidaritas kepada rakyat Palestina dengan membentangkan spanduk bertuliskan: “MERDEKA PALESTINA.”
Tindakan ST. PAULI, yang selama ini mengklaim sebagai kelompok antifasisme dan anarkisme, menunjukkan hipokrisi besar. Alih-alih mendukung keadilan, mereka justru mengambil posisi yang selaras dengan narasi Zionis, memperkuat persepsi bahwa perjuangan mereka tidak lagi murni.
Antisemitisme
ST. PAULI sering mempromosikan kampanye “GEGEN ANTISEMITISME” (melawan antisemitisme). Namun, ada perbedaan penting yang perlu dipahami antara antisemitisme dan kritik terhadap Israel.
Antisemitisme adalah bentuk kebencian, diskriminasi, atau prasangka terhadap orang Yahudi berdasarkan identitas agama atau etnis mereka. Sementara itu, kritik terhadap Israel terfokus pada kebijakan negara tersebut, khususnya dalam konteks masyarakat dan pelanggaran HAM di Palestina.
Menentang genosida di Gaza atau membela hak-hak rakyat Palestina tidak dapat disebut sebagai antisemitisme. Kami menentang Israel bukan karena agama atau etnisitasnya, tetapi karena kebijakan penjajahan dan pelanggaran HAM yang dilakukan oleh rezim Zionis.
ZIONAZI: Perpaduan Simbol Kekejaman
Istilah Zionazi sering digunakan untuk menggambarkan tindakan Israel yang dianggap mencerminkan kekejaman Nazi di masa lalu.
Meskipun secara ideologis Zionisme dan Nazisme adalah dua hal yang berbeda, banyak yang melihat persamaan dalam cara rezim Zionis menjalankan kebijakan mereka:
- Holocaust (1941–1945) : Nazi membantai lebih dari 6 juta Yahudi dan jutaan korban lainnya.
- Pendudukan Palestina : Rezim Zionis melakukan blokade, serangan militer, dan membunuh rakyat Palestina secara sistematis, terutama di Gaza.
Kebijakan Israel di bawah pemerintahan Benjamin Netanyahu, yang menggunakan kekuatan militer untuk menindas rakyat Palestina, mencerminkan pola kekejaman yang serupa. Oleh karena itu, istilah zionazi dianggap relevan untuk menggambarkan kesamaan sifat opresif dari kedua rezim tersebut.
Perlu di garis bawahi, kami menentang Zionisme bukan karena unsur agama atau etnisitas, melainkan karena adanya hal yang dilakukan terhadap rakyat Palestina. Pendirian melawan rezim Zionis dan kebijakan apartheid adalah bentuk solidaritas kemanusiaan yang sejati, serta cerminan perjuangan melawan segala bentuk opresi dan ketidakadilan.
Melalui kampanye ini, kami ingin mengajak semua orang untuk lebih memahami konteks konflik Israel-Palestina, menghindari sikap hipokrit, dan mengambil posisi yang jelas dalam melawan kekejaman rezim Zionis.
FREE PALESTINE !!!
FUCK OFF ZIONAZI !!!
GEGEN ST.PAULI !!!
FROM RIVER TO THE SEA, PALESTINE WILL BE FREE !!!